Minggu, 06 September 2009
DEBAT USTADZ AHMED DEEDAT MENOLAK ARGUMEN DR. ANIS SHOROSH
Kita mulai dengan ayat ke sembilan, dari pasal ke empat belas, dari Injil Yohanes yang digunakan saudara Dr. Anis Shorosh sebagai argumen, Yesus berkata kepada Filipus:
"Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa". (Yohanes 14: 9).
Orang-orang Kristen menyimpulkan dari ayat ini bahwa Yesus adalah Bapa, akan tetapi jika kita melihat kepada ayat sebelumnya, dalam alur ceritanya sekali lagi, kita perhatikan dari awal pasal terdapat kesalah pahaman dari murid-murid Yesus terhadap kata-kata Yesus. Pada ayat ke empat belas dan selanjutnya Yesus berkata kepada mereka:
(Yohanes 14: 4-5) "Dan kemana aku pergi kamu tahu jalan kesitu. Kata Tomas kepadanya: `Tuhan, kami tidak tahu kemana engkau pergi, jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?''.
Mereka tidak mengerti apa yang dimaksud Yesus, ia bercerita tentang perjalanan spritual, sedangkan para murid memikirkan tentang letak geografis kota Dante, New Casde dan South Hamphton. Yesus bercerita tentang Tuhan dan cara menuju Tuhan, maka ia berkata:
"Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui aku." (Yohanes 14: 6).
Hal ini terlalu besar untuk dapat ditangkap oleh pemahaman mereka, oleh sebab itu Filipus berkata kepadanya: “Tuhan tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami". Mereka ingin melihat Tuhan secara nyata, Yesus menjawab: "Telah sekian lama aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?".
Artinya engkau adalah bangsa Yahudi, dengan sifat ini, semestinya engkau tidak meminta permintaan seperti ini, tidak ada manusia yang melihat Tuhan dan masih hidup, engkau telah menemani aku selama tiga tahun dan belum mengerti risalahku, engkau ingin melihat Tuhan dengan mata kepalamu sedangkan engkau tidak mampu melihat matahari. "Siapa yang melihat Aku sungguh ia telah melihat Bapa", artinya, jika kamu memahami aku, maka kamu memahami Allah, inilah yang dikatakannya selalu, mereka tidak melihat dengan penglihatan dan mendengar dengan pendengaran, mereka juga tidak mengerti. Melihat bukan berarti melihat dengan mata kepala, akan tetapi maksudnya adalah memahami, maksudnya adalah: Jika kami memahami siapa aku maka kamu akan memahami Allah!
(Suara riuh dan tepuk tangan dari hadirin).
Jadi, Yesus tidak menyatakan diri bahwa ia adalah Bapa, saya ingin tahu siapakah di antara anda yang mendengar ayat ini?
"Sebab ada tiga yang memberi ketaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu." (Surat Yohaner pertama 5: 7).
Apakah anda membaca ayat ini di dalam Bible?! DR Anis Shorosh menjawab, "Ya, ini adalah frrman dan merupakan teks ayat ke tujuh dari pasal ke lima dari Surat Yohanes Yang Pertama”.
(Tepuk tangan dan suara riuh dari para hadirin)
Ayat ini terdapat dalam teks Bible yang diakui oleh gereja Katolik, demikian juga dalam teks Bible yang diakui oleh gereja Protestan, yang telah diizinkan penyebarannya oleh King James I, akan tetapi ayat ini dihapus dari cetakan yang telah direvisi terhadap teks milik King James I dan dianggap sebagai teks yang disusupkan. 21
Demikian juga seluruh terjemahan Bible modern masih mengandung teks ini. Yang menghapusnya bukanlah ulama umat Islam, bukan ilmuwan Yahudi dan bukan pula orang-orang Hindu, akan tetapi tiga puluh dua orang ilmuwan yang merupakan ilmuwan terkemuka Kristen yang berasal dari lima puluh sekte bekerja sama untuk menterjemahkan teks yang telah direvisi. Demikian juga dalam masalah naiknya Yesus ke langit, hal ini tidak disebutkan kecuali hanya terdapat pada dua tempat dari Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Markus berkata: "Terangkatlah ia ke sorga”. (Markus 16: 19) 22
Lukas berkata: "Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga”. (Lukas 24: 5 1).
Saudara Shorosh berargumentasi menggunakan satu ayat dari Kisah Para Rasul, akan tetapi kedua ayat ini juga dihapus dalam teks revisi karena dianggap sebagai kalimat-kalimat yang disusupkan.
(Tepuk tangan dan teriakkan “Allahu Akbar”).
Saudara Shorosh mengatakan bahwa kata "Aab" (Bapa) tidak terdapat dalam Al-Qur'an. Memang Allah SWT: memiliki 99 nama, akan tetapi kata "Aab" (Bapa) tidak terdapat di dalamnya, walaupun pengucapan kata "Aab" dalam bahasa Arab jauh lebih mudah daripada pengucapan kata "Rabb" (Tuhan), mengapa hal itu terjadi? Untuk menghindari pemikiran yang keliru tersebut. Jutaan manusia yang ada di permukaan bumi ini memahami kata "Aab" dengan pemahaman harfiah, bahwa "Aab" (Bapa) langit ini memiliki seorang anak, hasil dari proses kehidupan yang masuk dalam ruang lingkup hubungan intim, hal itu merupakan insting makhluk hidup yang ada di dunia, oleh sebab itu kata "Aab" tidak terdapat sama sekali di dalam Al-Qur'an.
(Tepuk tangan hangat)
Saudara Shorosh menyebutkan dalam bukunya bahwa anaknya berkata kepadanya setelah mengeluarkan air dari kamar mandi dan mengosongkan air yang ada di dalam bak. Sekarang ia mengetahui bagaimana turunnya hujan. Ayahnya bertanya: "Bagaimana hal itu terjadi?"
Anak itu menjawab, "Ketika Yesus mandi di langit dan mengosongkan bak mandi maka hujanpun menenggelamkan bumi, terjadilah angin topan dan petir di permukaan bumi. Ketika anak tersebut mengatakan hal itu, ayahnya memeluk dan menciumnya!! Gambaran seperti ini melekat di dalam pikiran, lalu mereka mengkhayalkan "Aab" seperti itu, melakukan pekerjaan yang sama. Untuk mencegah penyamaan Tuhan dengan manusia, maka Al-Qur'an menghindari penggunaan setiap kata yang menyebabkan terlintasnya gambaran yang keliru di benak manusia. Jadi, kata "Aab" tidak terdapat dalam Al-Qur'an karena kata tersebut tidak sesuai dengan keagungan Tuhan yang memiliki seorang anak, atau seorang Bapa langit petualang cinta yang membunuh anaknya sebagai penebus dosa-dosa manusia. Kamulah yang telah melakukan dosa, ia tidak mampu untuk memperbaiki kesalahan kamu, lalu apa yang ia lakukan? Membunuh anaknya!! Itukah yang dinamakan cinta? Seorang laki-laki memasuki rumah anda untuk mencuri, membunuh istri anda, atau anak anda, memperkosa putri anda, sedangkan anda tidak mampu untuk melawannya, lantas apakah yang anda lakukan? Apakah anda akan membunuh anak laki-laki anda dan itu dinamakan dengan cinta? Ini adalah gambaran yang keliru untuk memahami keadilan dan etika, jika gambaran anda benar, maka tindakan anda juga benar.
Telah tiba masanya di Amerika suatu zaman, dimana 60% manusia di dalamnya melakukan hubungan seks pra nikah, akan tetapi kita membaca dalam buku saudara Shorosh yang diberi judul "Al-Falisthini Al-Mutaharrir" (Palestina Merdeka), ia berjalan di jalan raya didampingi dua orang gadis di kiri dan kanannya, tindakannya ditolak oleh seorang ibu rumah tangga yang baik dan ia diajak ke rumahnya untuk merayakan cuti akhir pekan. Saudara Shorosh pergi ke rumah wanita yang baik tersebut untuk merayakan akhir pekan, namun ayah sang gadis menanti kedatangannya dengan senapan di tangan, saudara kita Shorosh segera beranjak mundur. Jika anda memperlihatkan prinsip-prinsip etika seperti gambaran ini, maka tidak aneh 60% dari rakyat Amerika menurut data statistik saat ini setuju dengan hubungan seks pra nikah!!
Dikatakan kepada kita bahwa Kristen bukanlah agama, Kristen adalah hubungan. Akan tetapi cobalah anda perhatikan apa yang dikatakan Yesus:
"Setiap orang yang memandang perempuan dan menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya". (Matius 5: 28).
Saudara-saudara yang saya hormati, tuan dan nyonya sekalian dan moderator.
Tema ini luas sekali, kita dapat melanjutkan cerita ini hingga tidak terbatas. Akan tetapi saya menghormati peringatan moderator bahwa waktu saya telah habis. Saya ucapkan banyak terima kasih kepada saudara-saudara.
--------------------------
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar