Senin, 07 September 2009

Nabi Palsu Lagi

Nabi Palsu

Berita detik ini hari memuat tentang bebasnya Lia Eden. Setelah kisahnya terkubur selama 2 tahun sejalan dengan berlakunya masa tahanan untuk Lia Eden, maka mulai hari ini Lia Eden siap-siap untuk membuat kehebohan baru. Tapi kok momentnya bareng dengan kisahnya Moshadeq yach…? Apakah ada keterkaitan skenario besar….? wallohu’alam……..

Kisahnya Lia dan Moshadeq menambah kisah-kisah lama tentang nabi-nabi palsu. Bahkan di jaman awal islam, setelah Rasulullah saw. wafat pun, nabi-nabi palsu ini sudah bermunculan. Diantara sekian banyak nabi palsu, barangkali yang tercatat dalam sejarah hanya beberapa saja. Musailamah al Kadzab adalah satu diantara sekian nabi palsu yang tercatat dalam sejarah.

Kalau diteliti, barangkali hampir setiap negara dan agama akan mencatat keberadaan nabi-nabi palsu. Tidak hanya dikalangan ummat islam, di kalangan komunitas kristen juga dikenal sederet daftar nama nabi palsu. Kalau dalam keyakinan ummat islam, yang juga menjadi keyakinan jumhur ulama ahli sunnah wal jamaah, bahwa Rasulullah Muhammad Saw, adalah nabi yang terakhir dan selepas beliau tidak akan ada lagi nabi. Kesepakatan ini adalah titik. Sesungguhnya Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib Al-Quraisyi telah dinyatakan oleh Allah sebagai Nabi dan Rasul terakhir, Allah sekali-kali tidak mengangkat Nabi lagi sesudahnya. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah di dalam Al-Quran yang artinya: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapa dari salah seorang lelaki di antara kamu, tapi dia adalah Rasul Allah dan penutup para Nabi. Dan Maha Mengetahui atas segala sesuatu.” (Al-Ahzab, ayat 40)

Kalaupun kemudian diyakini bahwa setiap kerusakan di muka bumi akan berujung pada diutusnya seorang nabi (sebagaimana juga keyakinannya Al Qiyadah) maka yang akan Allah pilih bukan lagi nabi, tapi seseorang yang punya derajat Mujadid. Seseorang yang Allah Swt pilih untuk mengingatkan kembali ummat islam kepada ajaran nabinya. Jadi kalaupun ada seorang mujadid di jaman ini, maka dia tidak akan membawa sesuatu yang baru, justru akan membawa ummat ini kepada apa yang pernah dibawa dan dicontohkan oleh Muhammad Rasulullah saw.

Definisi mujadid ini pula yang membedakan adanya dua aliran Ahmadiyah, yang satu menganggap Mirza Ghulam Ahmad hanya sebagai mujadid, tapi yang lain menganggap beliau sebagai nabi baru.

Diantara sekian banyak kisah nabi palsu, berikut ini beberapa kisah tragis mereka :

  • Harith bin Saad; dia mendakwa menjadi Nabi di masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Daulat Bani Umaiyah. Ramai orang yang dapat dipengaruhi dan menjadi pengikut-nya. Tapi kesudahannya dia dibunuh bersama pengikut-pengikutnya.
  • Isa Al-Asfahan; dia mendakwa dirinya diangkat menjadi Nabi di masa Khalifah Al-Mansur dari Daulat Bani Abbasiah . Akhirnya dia dihukum bunuh.
  • Faris bin Yahya, dia mendakwa dirinya menjadi Nabi di masa pemerintahan Khalifah Al-Muktaz di Mesir. Faris mengaku sebagai Nabi Isa dan mendakwa dapat menyembuhkan penyakit sopak, orang buta, penyakit kusta dan menghidupkan orang mati.
  • Ishak Al-Akhras, dia mengaku sebagai Nabi di Asfahan (Iran). Dia pandai membaca kitab Taurat, Injil dan pandai mentafsirkan Al-Quran sesuka hatinya. Di antara ajarannya ialah barangsiapa yang beriman kepada Allah, beriman kepada Nabi Muhammad dan beriman kepadanya, dialah orang-orang yang mendapat kemenangan. Kerana kepandaiannya bertutur kata, ramai orang yang dapat dipengaruhinya dan menjadi pengikutnya. Ishak pada akhirnya dapat dihukum bunuh.
  • Aswad Al-Insi, Namanya sebenar adalah Ailat bin Kaab bin Auff Al-Insi keturunan bangsa hitam Habasyah yang tinggal di Jazirah Arabia. Oleh kerana itulah dia dipanggil Aswad yang bermakna Si Hitam Pekat, dan terkenallah namanya sebagai Aswad Al-Insi. Dia mengaku dirinya sebagai nabi pada saat-saat menjelang Rasulullah SAW jatuh sakit dan segera mendapat pengikut yang ramai di kalangan kaumnya. Akan tetapi nabi palsu ini dapat dibunuh pada tahun 11 H/632M iaitu di saat-saat menjelang kewafatan Rasulullah SAW.

Dalam sejarah islam, terdapat beberapa nama lain yang masuk dalam daftar nabi palsu. Mereka adalah :

  1. Musailamah al Kadzdzab, muncul di jaman Rasululloh SAW, berlokasi di Yamamah. Nasibnya tewas di tangan Khalid bin Walid pada saat diperangi di jaman khalifah Abu Bakar.
  2. Aswad al Ansi, muncul di jaman Rasululloh SAW, dg lokasi di Yaman. Tewas di Yaman.
  3. Tulaihah al Asadi, muncul di jaman Rasululloh SAW, dari kabilah Bani Asad. Di akhir hayatnya dia bertaubat.
  4. Sajjah binti al Harits, muncul sesaat setelah Rasululloh SAW wafat. Dia berasal dari suku Tamim di Irak. Di akhir hayatnya bertaubat dan menjadi muslimah.
  5. Ahmad bin Husain
  6. Laqit
  7. Mirza Ghulam Ahmad, muncul di akhir 1800-awal 1900an.
  8. Mirza Ali Muhammad
  9. Bahaullah, pendiri aliran Baha’i.
  10. al Mukhtar bin Ubaidillah
  11. Ibnu Sam’an
  12. Amir bin Harb
  13. Abu Mansur al Ijli
  14. Ibnu Said as Sajli
  15. Abu Khattab al Asadi
  16. Ibnu Bahram al Juba’i
  17. Hasan bin Hamdan
  18. Abu Qasim an Najar
  19. al Muni’ul Qashar
  20. Ibnu Kharba al Kindi
  21. Abu Muslim as Siraj
  22. Harits bin Saad, muncul di jaman khalifah Abdul Maik bin Marwan (Bani Umayyah). Dibunuh oleh pengikutnya sendiri.
  23. Isa al Asfahani, muncul di jaman khalifah al Mansur (Bani Abbasiyah). Dihukum mati.
  24. Sai Baba, yang sekarang sudah mendunia ajarannya.

Sementara itu untuk wilayah Indonesia sendiri, sejumlah nama dibawah ini layak didaftarkan dalam daftar panjang nabi palsu, yaitu :

  1. Zikrullah Aulia Allah, berasal dari Sulawesi Tengah.
  2. Ali Taetang, berasal dari Banggai
  3. Dedi Mulyana alias Eyang Ended, berasal dari Banten.
  4. Lia Aminuddin, berasal dari Jakarta yang terkenal dengan jamaah Eden-nya
  5. Ahmad Moshaddeq yang kini sedang naik daun dengan aliran Al Qiyadah Al Islamiyah.

Daftar-daftar diatas saya kira akan terus bertambah, ini adalah salah satu ujian keimanan bagi ummat islam. Masih untung Lia Eden dan Ahmad Moshadeq tidak terlalu sakti mandraguna, akan tiba satu masa nanti akan muncul orang-orang setipe dengan Lia dan Ahmad Moshadeq yang juga dibekali dengan berbagai kehebatan. Mereka adalah bagian dari dajjal-dajjal kecil. Sampai tiba saatnya muncul apa yang selama ini kita berlindung dari fitnahnya, yaitu Dajjal……

Secara keimanan dan rohaniah, sudah selayaknya semua ini kita anggap sebagai peringatan dari Allah, agar kita semakin tawajuh untuk menguatkan keimanan dan amalan. Kuatkan amalan masjid, amalan dalam rumah dan amalan rohani individu agar kita terhindar dari fitnah yang lebih besar.

sumber :

http://tausyiah275.blogsome.com/2005/09/20/nabi-nabi-palsu/

http://www.darulnuman.com/mkisah/kisah062.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar