Sabtu, 01 Agustus 2009

Direktur Itu Bersyahadat

Ketika pertama kali mengikuti kelas the Islamic Forum, wanita ini cukup menyebalkan sebagian peserta. Pasalnya, orangnya seringkali tertawa lepas, bersuara keras dan terkadang dalam mengekpresikan dirinya secara blak-blakan. Bahkan tidak jarang di tengah-tengah keseriusan belajar atau berdiskusi dia tertawa terbahak. Hal ini tentunya bagi sebagian peserta dianggap kurang sopan.
Theresa, demikian dia mengenalkan dirinya, sangat kritis dan agresif dalam menyampaikan pandangan-pandangannya. 'e2'80'9cFrom what I'e2'80'99ve learned I do believe Islam is the best religion'e2'80'9d, katanya suatu ketika. 'e2'80'9cbut why women can not express themselves freely as men?, lanjutnya.

Dalam sebuah diskusi tentang takdir dan bencana alam, tiba-tiba Theresa menyelah 'e2'80'9cwait..wait'e2'80'a6what? I don'e2'80'99t think God will allow people to suffer'e2'80'9d. Ternyata maksud Theresa adalah bahwa Allah itu Maha Penyayang dan tidak mungkin akan menjadikan hamba-hambaNya menderita. Dia menjelaskan bahwa tidak mungkin bisa disatukan antara sifat Allah Yang Maha Pemurah dan penyayang dan bencana alam yang terjadi di berbagai tempat.

Biasanya saya memang tidak terlalu merespon secara serius terhadap pertanyaan atau pernyataan si Theresa tersebut. Saya tahu bahwa dia memang memiliki kepribadian yang lugas dan apa adanya, dan sangat cenderung untuk merasionalisasi segala hal. Belakangan saya tahu bahwa Theresa dengan nama akhir (last name) Gordon, ternyata adalah direktur sebuah rumah sakit swasta di Manhattan. Kedudukannya itu menjadikannya cukup percaya diri dan berani dalam mengekspresikan dirinya.

Namun dalam tiga minggu sebelum Ramadan lalu, terjadi perubahan drastis pada sikap dan cara bertutur kata Theresa. Kalau biasanya tertawa terbahak apa adanya, dan bahkan tidak ragu-ragu memotong pembicaraan atau penjelasan-penjelasan saya dalam diskusi-diskusi di kelas, kini dia nampak lebih kalem dan sopan. Hingga suatu ketika dia bertanya: 'e2'80'9cIs it true that Islam does not allow the women to laugh loudly?'e2'80'9d Saya mencoba menjelaskan kepadanya: 'e2'80'9cIt depends on its context'e2'80'9d jawabku.

'e2'80'9cSome women or people laugh loudly for no reasons but an expression of bad attitude. But some others do laugh because that is their nature'e2'80'9d, jelasku.

Maksud saya dalam penjelasan tersebut, jangan-jangan Theresa sering tertawa keras dan apa adanya memang karena tabiatnya. Bukan karena prilaku yang salah. Kalau memang itu sudah menjadi bagian dari tabiatnya, tentu tidak mudah merubahanya. Sehingga kalau saya terfokus kepada masalah ketawa, jangan-jangan dia terpental dan lari dari keinginannya untuk belajar Islam.

Suatu hari Theresa meminta waktu kepada saya setelah kelas. Menurutnya ada sesuatu yang ingin didiskusikan. Setelah kelas usai saya tetap di tempat bersama Theresa. 'e2'80'9cI am sorry Imam'e2'80'9d katanya. 'e2'80'9cWhy and what is the reason for the apology?'e2'80'9d, tanyaku. 'e2'80'9cI think I'e2'80'99ve been impolite in the class in the past'e2'80'9d, katanya seraya menunduk. 'e2'80'9cSister Theresa, I have been teaching in this class for almost 7 years. Alhamdulillah, I'e2'80'99ve received many people with many backgrounds. Some people are very quite and some others are the opposite'e2'80'9d, jelasku. 'e2'80'9cBut I always keep in mind that people have different ways of understanding things and different ways of expressing things'e2'80'9d, lanjutku.

Saya kemudian menjelaskan kepadanya karakter manusia dengan merujuk kepada para sahabat sebagai contoh. Di antara sahabat-sahabat agung Rasulullah SAW ada Abu Bakar yang lembut dan bijak, tapi juga ada Umar yang tegas dan penuh semangat. Ada Utsman yang juga lembut dan sangat bersikap dewasa, tapi juga ada Ali yang muda tapi tajam dalam pandangan-pandangannya. 'e2'80'9cEven between themselves, they often involved in serious disagreement'e2'80'9d, kataku. Tapi mereka salaing mamahami dan saling menghormati dalam menyikapi perbedaan-perbedaan yang ada.

'e2'80'9cDo you think I will be able to change?'e2'80'9d, tanyanya lagi. Saya berusaha menjelaskan bahwa memang ada hal-hal yang perlu dirubah dari cara bersikap dan bertutur kata, dan itu adalah bagian esensial dari ajaran agama Islam. Tapi di sisi lain, saya ingin menyampaikan bahwa dalam melakukan semua hal dalam Islam harus ada pertimbangan prioritas. 'e2'80'9cI am sure, one day when you decide to be a Muslim, you will do so'e2'80'9d, motivasi saya. 'e2'80'9cBut don'e2'80'99t expect to change in one day'e2'80'9d, lanjutku.

Hampir sejam kami berdialog dengan Theresa. Ternyata umurnya sudah mencapai kepala 4. Bahkan Theresa adalah seorang janda beranak satu wanita dan sudah menginjak remaja.

Hari-hari Theresa memang sibuk Sebagai direktur rumah sakit di kota besar seperti Manhattan, tentu memerlukan kerja keras dan pengabdian yang besar. Tapi hal itu tidak menjadikan Theresa surut dari belajar Islam. Setiap hari Sabtu pasti disempatkan datang walaupun terlambat atau hanyak untuk sebagian waktu belajar.

Sekitar dua minggu sebelum Idul Adha, Theresa datang ke kelas sedikit lebih awal dan nampak berpakaian rapih. Selama ini biasanya berkerudung untuk sekedar memenuhi peraturan mesjid, tapi hari itu nampak berpakaian Muslimah dengan rapih. 'e2'80'9cYou know what, I'e2'80'99ve decided to convert'e2'80'9d, katanya memulai percakapan pagi itu. 'e2'80'9cAlhamdulillah. You did not decide it Sister!'e2'80'9d, kataku. 'e2'80'9cWhen some one decides to accept Islam, it'e2'80'99s God'e2'80'99s decision'e2'80'9d, jelasku.

Beberapa saat kemudian beberapa peserta memasuki ruangan. Saya menyampaikan kepada mereka bahwa ada berita gembira. 'e2'80'9cA good news, Theresa have decided to be a Muslim today'e2'80'9d. Hampir saja semua peserta yang rata-rata wanita itu berpaling ke Theresa dan menyalaminya. 'e2'80'9cSo the big lady will be a Muslim?'e2'80'9d, kata salah seorang peserta. Memang Theresa digelari 'e2'80'9cbig lady'e2'80'9d karenanya sedikit gemuk.

Menjelang shalat Dhuhur, saya meminta Theresa untuk mengambil air wudhu. Sambil menunggu adzan Dhuhr, saya kembali menjelaskan dasar-dasar islam secara singkat serta beberapa nasehat kepadanya. Saya juga berpesan agar kiranya Theresa dapat menggunakan posisinya sebagai direktur rumah sakit untuk kepentingan Islam. 'e2'80'9cInsha Allah!'e2'80'9d, katanya singkat.

Setelah adzan dikumandangkan saya minta Theresa untuk datang ke ruang utama masjid. Di hadapan ratusan jama'e2'80'99ah, Theresa mempersaksikan Islamnya: 'e2'80'9cLaa ilaaha illa Allah-Muhammadan Rasul Allah'e2'80'9d. Allahu Akbar! [www.hidayatullah.com] New York, December 24, 2007

* Penulis adalah imam Masjid Islamic Cultural Center of New York. Syamsi Ali adalah penulis rubrik "Kabar Dari New York" di www.hidayatullah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar