Sabtu, 01 Agustus 2009

Richelle Santos, Gadis Filipina Yang Mendapat Hidayah

Beberapa kali Richelle juga menghadiri acara yang dilakukan di masjid Al-Hikmah, milik masyarakat Muslim Indonesia di New York. Salah satunya di saat masjid Al-Hikmah menjadi tuan rumah bagi tamu pembicara terkenal, Sr. Aminah Assilmi, mantan penganut Kristen radikal yang memeluk Islam dan saat ini menjadi seorang muballiggah yang go international.

Saat itu nampak Richelle menyimak kata per kata yang keluar dari mulut Sr. Aminah Assilmi. Bahkan nampak mencatat poin-poin penting yang disampaikan oleh beliau. Setelah selesai ceramah, sambil bercanda saya bertanya: “Apakan Anda akan menirunya di masa depan?”. Richelle hanya menjawab dengan senyuman.

Big Day for me

Tiga minggu lalu, Richelle hadir agak pagi ke Islamic Center. Saya sendiri biasanya sibuk dengan weekend school tidak terlalu menghiraukan. Tapi sepintas saya melihat kepadanya dan nampak seperti gelisah. Menjelang shalat Zuhur saya bertanya: “what happens Richelle? I saw you a kind of …..”.

Rupanya, belum tuntas saya bertanya kepadanya, Richelle sudah menjawab: “Oh no! I am fine”, jawabnya seolah menyembunyikan sesuatu.

Shalat Zuhur dimulai. Richelle hanya duduk sendirian di kelas. Rupanya siang itu tidak terlalu peserta Islamic Forum yang mengikuti kelas. Saya memulai kelas siang itu dengan bahasa Arab (membaca Al-Quran), dilanjutkan dengan tafsir Q.S. Al-Hujurat. Richelle nampak serius mencatat hampir semua poin-poin penting yang saya sampaikan.

Tiba-tiba saja, di saat saya memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya, Richelle nampak mengalirkan air mata, sambil tersenyum malu, mengatakan: “Imam Shamsi, I want to convert!”. (Ustad, saya ingin pindah agama!)
Semua yang hadir langsung terperanjat. Biasanya, keinginan untuk masuk ke Islam itu disampaikan setelah kelas, atau datang sendiri. Kali ini Richelle menyampaikan di tengah-tengah kelas masih berlangsung.

Lansung saja yang keluar dari mulut saya: “Alhamdulillah Richelle! Saya benar-benar sangat berbahagia mendengarnya. Akhirnya Allah menunjukkan hatimu dan sekarang iman itu sedang kamu temukan."

Saya kemudian mengalihkan pembahasan siang itu dari Q.S. Al-Hujurat dan menjelaskan apa makna berislam. Saya yakin penjelasan saya sudah didengar berkali-kali oleh Richelle selama ini, tapi saya ingin untuk mengingatkan kembali.

Saya kemudian bertanya sekali lagi kepada Richelle. “"Anda telah bersama kita hampir dua tahun. Apa yang sesungguhnya anda temukan di dalam agama ini ?"

“Oh, aku pikir aku harus jujur. Dari sangat semula aku bergabung di kelas mu, aku telah dibuat kagum oleh pengajarannya. Aku tidak memiliki hal untuk menentangnya.", jelasnya.

“But what really makes you take too long to decide?”, tanyaku lagi.

"Aku berpikir aku hanya merencanakan sesuatu dengan pasti bahwa aku dengan penuh kesadaran akan segala sesuatu memerlukanku sebagai seorang Muslim. Aku perlu untuk mengetahui tentang larangan dan perintah. Maka Saya dapat mencoba untuk mengikutinya dalam kehidupan ku", jelasnya.

Langsung saja saya meminta kepada hadirin untuk menjadi saksi. Tapi tidak lupa saya sampaikan ke Richelle bahwa Allah in the best witness. Seraya mebiarawatiduk, Richelle dengan berlinang airmata mengikuti ikrar tauhid:

“Laa ilaaha illa Allah-Muhammad Rasul Allah”.

Yang saya rasakan adalah ketulusan dan kemantapan hati dari Richelle dalam menerima Islam. Siang itu, ruangan kelas the Islamic Forum memang terharu. Hampir semua yang hadir ikut meneteskan airmata karena tersentuh dengan linangan airmata Richelle. Dia hanya sempat menyelah sambil mengusap airmata: “Today is a big day for me!”.

Semoga engkau, Richelle, dikuatkan dan selalu dijaga dalam menjalani agamaNya. [www.hidayatullah.com] Penulis adalah imam Masjid Islamic Cultural Center of New York. Syamsi adalah penulis rubrik "Kabar Dari New York" di www.hidayatullah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar